Total Tayangan Halaman

Selasa, 17 Januari 2012

Duapuluhdua Tinggal Kenangan

Sejak berkaos merah-hitam, sejak itulah engkau melengkapi kekosongan kekaguman yang ada dalam tubuhku. Bukan hal yang aneh jika dulu aku memuja-mujamu sampai aku merelakan berjam-jam di depan televisi untuk melihat aksimu berkiprah di lapangan hijau. Berbalut peluh yang menetes, detik demi detik terlewat dengan segenap harapan untuk dapat menang dan setidaknya pulang tanpa tangan hampa.

Dua puluh dua

Angka keramat yang membawaku dalam euforia berlebihan sampai membuatku tersenyum tanpa arti dari pagi menjelang hingga matahari selesai menjalankan tugasnya seharian. Hanya karenamu.

Kaka

Dua huruf diulang dua penuh makna. Memaknai kaos dua puluh dua yang kau kenakan. Bersemu merah bersama ketaatanmu pada agamamu. Mencetak gol-gol ke gawang dengan kiper yang tak bisa dianggap remeh.

Hingga suatu ketika kau lepas kendali, pergi meninggalkan tim yang telah membesarkan namamu ke ranah publik. Kecewakan penggemar setiamu yang sebelumnya rela bertaruh bahwa kau tak akan pergi.

Kini dua puluh dua tinggal kenangan.

Kau tak lagi jadi bintang, sebintang kharismamu. Tak juga lagi jadi bintang di hatiku. Semakin hilang diterpa pemain-pemain muda baru yang datang. Terima kasih dua puluh dua, kau tetap jadi kenangan. Tentangku yang pernah menyenangi permainan sepak bola karenamu.

@ Ricardo Kaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar